Sering aku berpikir, seandainya agama yang tertulis di KTP ku sama dengan punyamu, pasti kamu akan masih tetap bersamaku
Bila cap suku yang melekat pada diriku sama denganmu kita tentunya masih tetap bersama sebagai sepasang kekasih hingga sekarang.
Aku ingin beranggapan seperti itu...
Namun ini bukan soal keyakinan ataupun dari darah apa kita dilahirkan
namun karena apa yang mereka sebut cinta.
Aku tak pernah tahu secara pasti apakah cinta itu pernah ada..
yang jelas aku selalu tersenyum membaca pesan-pesan singkatmu..
menunggu setiap sapaan selamat pagi dan selamat malam yang kamu berikan..
Aku juga tidak bermimpi, pelukan darimu itu nyata.
Namun mungkin saja kamu menganggapnya berbeda.
Dan apa yang terjadi kini
Semua telah berbeda, pelukanmu tak pernah akan sama seperti dulu kala aku masih sangat mengharapkanmu..
Oh kadang aku sangat merindukannya... aku merindukanmu.
Merindukan saat-saat kamu tersenyum riang kala berjumpa denganku,
merindukan saat kamu bertanya apakah aku sudah makan..
dan merindukan suaramu mengalun dari telepon genggamku.
Pada akhirnya nanti, semua ini hanyalah sepenggal cerita..
Aku dan pastinya Kamu akan tertawa mengenangnya..
Kita tak bisa bersama.. tentunya tak apa
Kita bukan Cinderella, tak harus semua cerita bahagia.
Ah... sepertinya aku merindukanmu (lagi).
dalam kamar, berselimut rindu, mengusir harapan.