when my world is gray

when my world is gray
kali kuning Yogyakarta

Sabtu, 30 Juli 2011

Ah.. Sepertinya aku merindukanmu (lagi)


Sering aku berpikir, seandainya agama yang tertulis di KTP ku sama dengan punyamu, pasti kamu akan masih tetap bersamaku
Bila cap suku yang melekat pada diriku sama denganmu kita tentunya masih tetap bersama sebagai sepasang kekasih hingga sekarang.

Aku ingin beranggapan seperti itu...

Namun ini bukan soal keyakinan ataupun dari darah apa kita dilahirkan
namun karena apa yang mereka sebut cinta.

Aku tak pernah tahu secara pasti apakah cinta itu pernah ada..
yang jelas aku selalu tersenyum membaca pesan-pesan singkatmu..
menunggu setiap sapaan selamat pagi dan selamat malam yang kamu berikan..
Aku juga tidak bermimpi, pelukan darimu itu nyata.
Namun mungkin saja kamu menganggapnya berbeda.

Dan apa yang terjadi kini
Semua telah berbeda, pelukanmu tak pernah akan sama seperti dulu kala aku masih sangat mengharapkanmu..

Oh kadang aku sangat merindukannya... aku merindukanmu.
Merindukan saat-saat kamu tersenyum riang kala berjumpa denganku,
merindukan saat kamu bertanya apakah aku sudah makan..
dan merindukan suaramu mengalun dari telepon genggamku.

Pada akhirnya nanti, semua ini hanyalah sepenggal cerita..
Aku dan pastinya Kamu akan tertawa mengenangnya..
Kita tak bisa bersama.. tentunya tak apa
Kita bukan Cinderella, tak harus semua cerita bahagia.

Ah... sepertinya aku merindukanmu (lagi).




dalam kamar, berselimut rindu, mengusir harapan.



Jumat, 08 Juli 2011

Untuk Rembulan Sahabatku

Picture by Google

Beberapa hari yang lalu, seorang sahabat kehilangan orang yang menjadi nafas keduanya... seorang Ibu.

Saya sendiri tak dapat membayangkan bila saya jadi dia.... saya pasti tidak akan sekuat itu.
namun sahabat saya ini memang orang yang istimewa... dia selalu (tampak) kuat.. Seorang wanita yang selalu pandai dalam menyembunyikan perasaannya.
................................................................................................................................................................
Beberapa hari sebelum kepergian ibunya saya sempat bertemu dengan sahabat di RS tempat Ibunya dirawat, sungguh saya tidak percaya dengan apa yang saya lihat.
Sahabat saya benar-benar tidak menampakkan kegelisahan.
bahkan kami membicarakan hal-hal lucu dan kemudian tertawa...

Namun dia tidak bisa berlama-lama menipu mata sahabatnya ini... tatapan matanya tidak akan sanggup menyembunyikan pedih, takut dan kegalauan...
Saya sendiri orangnya cengeng... namun saya sudah bertekad untuk tidak menangis di depan sahabat saya. Karena saya tau... dia tidak menginginkan tangisan itu.
................................................................................................................................................................
Hal yang saya sayangkan setelah itu adalah saya tidak berada di sana untuk memeluknya saat mamanya pergi, saya tau pelukan memang tidak akan mengubah apapun, namun setidaknya dia tau bahwa saya dan teman-teman lainnya ada untuk selalu mendukungnya, memberikan apa yang seorang sahabat bisa berikan... "perasaan tidak sendiri"


Saya punya sedikit cerita tentang dia... tentang Rembulan sahabatku.
Rembulan, si gadis sipit berambut hitam lurus..
Rembulan, si gadis jarang mandi dan sering lupa keramas..
Rembulan si gadis ceria, satu-satunya teman yang bisa saya ajak teriak-teriak di dalam mobil..
Rembulan yang sangat ahli dalam menyetir mobil (saya curiga dia juga punya SIM B)
Rembulan, si gadis dengan sejuta kawan... sahabat yang selalu ringan tangan dan mudah diajak bepergian.
Rembulan... juara dari penyembunyi perasaan.. gadis yang kuat dengan segala keadaan..

Dan bila sedang membayangkan dia dalam dunia khayalan... saya selalu membayangkan Rembulan berlari-lari kecil diatas rumput bukit, membawa balon berwarna merah.., bernyanyi lagu riang dan berkalungkan kamera plastik.

Dan sahabatku... aku sangat bangga dan bersyukur memiliki kamu dalam hidupku.


But friendship is the breathing rose, with sweets in every fold. - Oliver Wendell Holmes