when my world is gray

when my world is gray
kali kuning Yogyakarta

Jumat, 02 September 2011

Selamat Ulang Tahun... Mbul


Aku lupa kapan pertama kali mengenal mu... Saat itu kamu tidak terlihat terlalu spesial.
Yang aku ingat adalah sapaan mu saat aku sedang sakit.. Kamu pulang dari beribadah saat itu,
Hari - hari setelahnya tidak banyak yang aku ingat.. mataku masih tertutup kegalauan lain,
Hingga.. entahlah.. aku pengingat yang buruk...

Yang aku ingat adalah kita mulai makin sering berkirim pesan melalui smartphone.. hal yang aneh bila dilihat jarak kita yang sebenarnya sangat dekat dan sangat memungkinkan untuk bicara langsung.
Tapi aku lebih suka menuliskannya padamu, segala cerita.. segala candaan dan ejekan-ejakan kecil itu.

Aku mulai mengirim dongeng setiap malam sebelum aku dan kamu tertidur..
Menyenangkan bila kamu menyukai cerita ku.. kamu terus meminta lanjutan ceritanya.
Aku sangat senang... aku merasa dihargai.

Dari awal memang kisah kita tak mudah.. kau tak sendiri..
Terakhir malah kamu sudah akan menikah..

Dan apapun yang diramalkan oleh perasaan memang selalu terjadi.
Hingga aku memilih mundur.. menjauh dari apa yang dinamakan "penyiksaan diri sendiri"
Terus mencintai orang yang tidak dapat kita miliki itu merupakan "bunuh diri secara perlahan"
minimal hati kita yang akan mati.

Tapi tak semua cerita akan selalu berakhir indah..
Atau aku hanya salah mengambil sisi pandangan saja?
Mungkin akhir kita ini indah... aku saja yang belum mengetahuinya.
Alam raya telah memperhitungkan masa lalu dan masa depan sedemikian rupa agar kita tetap bertahan menghadapi kesedihan..

Aku yakin, dalam satu kesedihan, akan ada dua kebahagiaan.
Satu kesedihanku... untuk kebahagiaan kalian berdua.
Misteri terbesar adalah misteri yang diciptakan oleh alam raya..
Peramal terhebat dunia pun tak akan mampu menembusnya.
Karena misteri itu memang bukan untuk dipecahkan.. namun dialami.

Apa yang kita alami sekarang mbul... adalah bagian dari misteri itu.. tetaplah mencari, tetaplah bertanya.. meskipun tanpa aku.

Maaf aku tak pernah menyelesaikan dongeng-dongeng sebelum tidur itu.. Dia yang nanti akan menemani setiap tidurmu yang akan menggantikanku menceritakan rahasia alam semesta.

Bukankah sebelumnya kita juga pernah bahagia berjalan di titian masing-masing?
jangan kamu memintaku untuk menemani langkahmu lagi...
hanya akan ada satu tangan tersisa untuk menggenggam hati...
karena tangan yang satunya akan membawa obor kehidupan... agar jalanmu tetap terang.
Aku pun tak akan lagi mengikuti langkahmu di belakang, percuma bila aku hanya berupa bayang-bayang.

Selamat Ulang Tahun Mbul... Maaf, aku hanya bisa memberimu kata "selamat" dan doa semoga kamu (dan dia) bahagia. :)

Kamis, 01 September 2011

Bayanganmu dalam Secangkir Kopi

(pict by google)

Sebelumnya aku bukanlah penyuka kopi.
Bahkan dalam setahun, dapat dihitung dengan 10 jari berapa cangkir kopi yang aku minum.
Namun.. seperti halnya banyak lain yang berubah karena mu, kopi kini telah mengisi setiap sudut otak, dan meresap hingga ke hati.

Jika ada yang bertanya apakah hal besar yang dapat merubah seseorang dengan begitu drastisnya? jawabku adalah Cinta.
Bagiku cinta tidak datang sendirian, dia terlalu pengecut untuk itu.
Dimana ada Cinta, disitu ada harapan, kekecewaan, pengorbanan, kegelisahan, pengertian, kehangatan, ada suka, ada duka, semua datang dengan satu paket, dan kita tidak bisa memilih beberapa diantaranya saja.

(saat itu) yang kusebut Cinta itu adalah kamu.
Kamu sebagai pemuja Kopi, yang menjadikannya sebagai air suci bagi dirimu.
Cangkir-cangkir kopi yang selalu kau hadirkan sebagai saksi dalam setiap kebersamaan kita entah berapa jumlahnya.
Kamu dan cangkir kopi itu, bagai saudara kembar yang tak dapat terpisahkan.

Hingga suatu saat kamu pergi, tak ada lagi dirimu di seberang mejaku.
Segala rasa yang sempat hadir saat kita bersama juga telah kau kemasi..
Dan kamu hanya menyisakan tiga hal : Cerita, Duka, dan secangkir Kopi.

Sejak itu aku tak pernah bisa terlepas dari Kopi.
Besarnya rindu dan kecilnya kemampuan untuk membawamu kembali hanya membuatku sanggup untuk menghadirkan secangkir Kopi dalam setiap detik sepi ku.

Aku mewujudkan bayanganmu dalam secangkir Kopi.

Berharap uap panas yang mengepul di atas cangkir Kopi itu dapat menghangatkan hati.
Menikmati setiap aroma Kopi yang membuatku terbayang aroma tubuhmu..
Mengecapnya perlahan, dan pelan-pelan merasakan manis-getir perasaan.
Setelah itu aku diam dan menunggu... menunggu Kopi itu bereaksi dalam tubuhku.
Aku menanti debaran hebat pada jantung ku, berharap debaran itu menghantarkan ku pada debaran yang sama saat aku bertemu denganmu.

Dasar cangkir sudah hampir terlihat... satu teguk lagi... Dan segala bayanganmu akan mati.



(inspired by @hurufkecil)