Tepat pada hari ini, 111 hari sejak kita pertama bertemu.
Angka itu bukan suatu kebetulan, angka satu itu istimewa, dan aku selalu suka angka tiga.
Jadilah 111 hari ini adalah hari-hari istimewa yang aku suka.
Aku tak ingin membicarakan bagaimana kita bertemu dulu, aku justru ingin sedikit berjalan ke masa lalu..
menceritakan apa yang dulu pernah aku alami.
akan kuperlihatkan padamu surat yang kutulis pada masa lalu.
-Pertengahan tahun 2008-
Aku dulu pernah berkata : tak ada yang lebih kuat daripada keyakinan.
keyakinan atas apapun itu..
seringkali beberapa dari temanku berceletuk "kenapa sih harus ada cerita berpisah karena beda keyakinan (agama)"
tak aku pungkiri, akupun pernah bertanya hal yang sama.
Perbedaan itu hal yang indah, apabila kita saling bertoleransi.
dan kita, pada saat itu sudah mempunyai toleransi yang sangat besar atas perbedaan itu.
aku.. dan kamu mempunyai segala hal yang sejalan kecuali dalam hal bagaimana kita memanjatkan doa pada pemilik jiwa dan raga.
Aku ingat bahwa kita tidak pernah berselisih sampai harus bertengkar hebat, karena kita tahu, bahwa pertengkaran sekecil apapun akan dapat meruntuhkan segalanya.
ibarat sebuah bangunan, kita bagai tak mempunyai pondasi yang kuat, sedikit goncangan akan dapat meruntuhkan semua yang telah kita bangun.
akhirnya waktu itu kita tetap berjalan dengan membawa perbedaan yang ada sembari berharap akan menemukan solusi atas perbedaan tersebut.
dan kita gagal...
perbedaan akan indah apabila kita berjalan beriringan, namun akan menjadi chaos saat kita berusaha meleburnya.
jalan yang kita tempuh selama hampir 5 tahun akhirnya menemukan ujung.
ujung yang dahulu kita bayangkan akan bercabang ke kiri atau ke kanan ternyata hanya tepian tebing curam.
kita tak dapat lagi berbelok, berkelit, kita harus mundur dan mengambil jalan masing-masing karena apabila kita berdua memaksa terus, kita hanya akan terperosok jatuh ke jurang.
aku mengerti, kamupun pahami, saat itu kita hentikan langkah dan terpisah, menyisakan memori yang meninggalkan goresan setiap kali kita mengingatnya.
aku mencintaimu, kamu mencintaiku, oleh karena rasa cinta itu.. kita memilih untuk saling menjaga, dengan tidak melompat ke jurang.
----------
itulah mengapa aku tak pernah bertanya padamu atas pilihan yang kamu ambil.
aku kehilanganmu, tentu saja.
Aku menjadikan diammu sebagai alasan untuk aku menyimpulkan jawaban sendiri.
aku bahkan kini sudah tak perduli dengan segala konfirmasi.
karena kita memang tak ada jalan, dari awal akupun menyadari bahwa aku kembali berdiri di depan jurang.
kali ini tak memberiku kesempatan untuk maju barang satu langkah.
Namun bisa suatu saat bila kamu ingin tahu bagaimana perasaanku,
"aku sayang kamu"
maaf apabila kalimat itu tak sempat kuucapkan padamu sebelumnya.