when my world is gray

when my world is gray
kali kuning Yogyakarta

Minggu, 27 Juni 2010

river tracking dan nyasar di Gunung Ungaran

Minggu, 27 Juni 2010 kemarin, aku dajakin sama gank pom-pom boys (sebagian teman - teman yang bareng ke Sempu kemaren) river tracking di Sidomukti Gunung Ungaran. Tujuan river tracking memang mau survey sih, dan dengan bermodalkan pede kami berempat (aku, Ponco, Benny, Tile) turun dari objek wisata Sidomukti dan menyusuri sungai tanpa minta petunjuk arah atau minta ditemani petugasnya Sidomukti.

River Tracking dimulai dari sungai paling bawah, setelah itu kami berjalan menyusuri sungai, dari bawah naik ke atas, pemandangan bagus banget di kanan kiri sawah, tebing curam, sampai akhirnya kami sampai ke air terjun. setelah air terjun kami terus naik menuju hulu sungai, berharap menemukan jalan keluar. Tapi yang ada malah kami tersesat, sampai di ujung tidak adalagi jalan yang bekas dilewati manusia.

Mau buka jalan ga bawa alat, mau mendaki lereng gunng yang curam ga mungkin. Sempet bingung, akhirnya kami mengikuti pipa air yang dipasang warga sekitar untuk mengalirkan air dari hulu ke rumah penduduk, dan benar! Pipa air itu menyelamatkan kami, akhirnya setelah berjalan kurang lebih setengah jam di tepian lereng gunung, kami menemukan jalan keluar.
Pelajaran berharga untuk yang mau river tracking sendiri : jangan kepedean! bertanyalah dimana jalan keluar / akhir track nya. ehehehe

Jumat, 25 Juni 2010

a travel to Segara Anakan, Pulau Sempu


Akhirnya, setelah beberapa lama menunda-nunda untuk membuat blog, baru sekarang aku bisa posting segalahal yang menarik perhatianku. Posting pertama, aku mau tulis tentang perjalananku dan teman sekitar sebulan lalu, tepatnya tanggal 27 Mei - 1 Juni lalu.
karena banyak teman-temanku yang penasaran tentang bagaimana kesana dan apa saja yang ada disana, maka aku akan coba share selengkap mungkin tentang perjalananku ke Sempu.
Perjalanan dimulai dari hari Kamis, 27 Juni 2010. Aku dan 7 orang teman yang sebagian mantan anggota SIPEAS SMA 1 SEMARANG brangkat malam dengan menggunakan kereta ekonomi dari stasiun poncol. Harga kereta Rp 26.000,- dari Stasiun Poncol sampai Sasiun Kota Baru. Dari Stasiun Poncol Semarang kereta datang jam 21.30 (menurut jadwal) tapi terkadang kereta terlambat hingga setengah jam.

Karena baru pertama naik kereta ekonomi agak kaget juga, karena dari naiknya pun sudah berebutan masuk dengan penumpang lain. sampai di dalam... penuh sesak, orang2 duduk berdesakan, sebagian berdiri, sebagian lagi tidur dibawah kursi penumpang atau duduk dilantai, sehingga mau melangkahpun susah.
Kami bertujuh masuk berpencar dan akhirnya terpisah, beruntung aku bareng ama satu temen cewek ga terpisah dan Alhamdulllah dapat tempat duduk, meskipun harus berbagi dengan 3 penumpang lain di tempat duduk tersebut..

Sampai di Stasiun Kota Baru Malang, kami bertemu dengan satu orang teman yang tinggal diMalang, perjalanan dilanjutkan dengan mencari angkot sewaan menuju ke pantai Sendang Biru.
rata-rata biaya sewa mobil atau angkt berkisar antara Rp 200-400 ribu sekali berangkat. tergantung jenis kendaraan,dan memang harus pintar menawar. Perjalanan dari Malang sampai ke Pantai Sendang Biru memakan waktu sekitar 3-4 jam, melewati bukit karang, gunung, jalan berkelok, dan hutan jati.

Sampai di Pantai Sendang Biru, kami langsung dsuguhi pemandangan pantai dengan pasir putih dan pulau-pulau kecil di seberang. Untuk menuju Pulau sempu, kami harus menyewa kapal nelayan yang sudah banyak tersedia disana. Untuk biaya masuk ke pantai sendang biru hanya dikenakan biaya sebesar Rp 5.000,- per kepala. Jika ingin menyeberang ke Pulau Sempu dan mendirikan tenda, wajib lapor ke petugas jaga yang ada disana, nanti akan diberi pengarahan seputar aturan-aturan selama memasuki wilayah Pulau Sempu, untuk masalah biayaperawatan pulau dikenakan seikhlasnya.

Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa pulau Sempu ini merupakan pulau konservasi, dimana, seluruh biota yang ada didalamnya dilindungi olah negara untuk kepentingan budidaya dan pelestarian alam. Jadi yang berniat masuk ke Pulau Sempu tidak boleh melakukan kegiatan yang bisa mengganggu kehidupan flora maupun fauna yang ada di situ. Semua sampah harus dibawa pulang/ leluar dari Pulau sekembalinya kita dari Pulau Sempu.
Sesampainya di Pulau Sempu, kami masih harus melanjutkan perjalanan menuju Segara Anakan kalau tidak salah, perjalanan sekitar 3-5 km ditempuh dengan jalan kaki, melewati hutan, karena memang itu satu-satunya jalan menuju ke Segara Anakan.

Seharusnya perjalanan dapat ditempuh dengan waktu sekitar 2-3 jam perjalanan, dengan catatan tidak musim hujan dan jalan kering. Akan tetapi karena pada saat itu sedang musim hujan, sehingga jalan sangat becek, berlumpur dan juga licin, ditambah waktu mulai perjalanan yang sudah terlalu sore (waktu itu jam 16.30 WIB), kami baru sampai di Segara Anakan pukul 12 malam. Bagi yang berencana melakukan perjalanan ke Segara Anakan, aku sarankan buat memakai sepatu boot, karna kalo pakai sepatu biasa rawan rusak dan jebol, kemarin aku dan teman2 juga gtu, sepatu jebol sehingga terpaksa dilepas dan jalan tanpa alas kaki. padahal jalan penuh akar pohon dan juga karang, ga sedikit yang terluka kakinya karena kena karang atau akar pohon.

Sesampainya di camping ground Segara Anakan, semua lelah terbayar sudah, walaupun sampai sanah udah tengah malam, namun keindahan laguna Segara Anakan sudah mulai terasa. Baru sampai aku an teman2 langsung berenang di Pantai, setelah itu bikin tenda di pinggir pantai. ingat yaa.. di Pulau Sempu tidak ada hotel atau penginapan, jadi semua peralatan mulai dar tenda, kompor, makanan sampai air bersih harus dibawa dari sebelum menyeberang ke Sempu.


Segara anakan di Pulau sempu bagiku adalah sebuah "miniatur pantai" alias pantai mini, perpaduan antara pantai dan danau. Bentuknya seperti pantai dengan pasir putih dan air laut berwarna biru kehijauan, dikelilingi oleh "dinding" karang diseputarnya, sumber airnya berasal dari air laut pantai selatan yang lewat melalui celah diantara karang yan mengelilingi laguna. Saat sedang surut, tinggi air di laguna bisa turun hingga seulutut, hal tersebut memungkinkan kami untuk berjalan-jalan sampai di ujung bagian dalam laguna.

di belakag camping ground merupakan hutan mangrove, dan masih banyak monyet disana, jadi jangan kaget kalau saat ingin buang air kita ditemani oleh monyet2 hihi. Da samping kiri camping ground ada bebatuan karang tajam, kalau kita mendaki atau naik sampai atas, kita bisa melihat laut lepas (pantai selatan/samudera hindia) dan jika beruntung, sat pagi atau sorehari bisa melihat kawanan lumba-lumba berloncatan (aku juga sempet lihat) dan kata orang yang juga kemah disana, terkadang ada paus lewat juga di sana, (ga heran juga sih, kan samudera).

bila sudah selesai dan hendak meningalkan segara anakan, harap selalu diingat agar membawa barang dan sampah masing-masing. jangan sampai merusak ekosistem yang ada disana.
oh ya hampir lupa, tarif kapal PP dari Sendang biru kep Sempu Rp 100.000,- jangan lupa untuk mencatat no hp si pemilik kapal/perahu, agar kita ga nunggu lama saat mita dijemput kembali ke Sendang Biru.

Sekian cerita tentang perjalana ke Sempu, kami sampai di Pantai Sendang Biru lagi hari minggu, tanggal 30 Mei 2010, setelah itu perjalanan backpack dilanjutkan dengan mengitari Malang sampai Pandaan dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Jogja dengan naik kereta, dan baru sampai di semarang hari Selasa 1 Juni 2010. Bagi yang punya tips atau pengalaman lain di Sempu boleh share disini.