when my world is gray

when my world is gray
kali kuning Yogyakarta

Sabtu, 14 Mei 2011

Untukmu. Tentangku.


Kau pasti tak pernah tahu, setelah kepergianmu, aku selalu datang ke tempat yang sama.
Tempat kita pertama kali bertemu..
Tempat di mana aku pertama kali menunggumu..

Aku terus duduk disana.. merasakan perih yang tersisa,
Karena aku tahu, segala sesuatu yang berlangsung terus menerus akan menjadi biasa..
dan aku ingin terbiasa dengan perih ini
agar sakitnya tak lagi mengganggu...

Kau pasti tak pernah mengingat...bagaimana aku selalu menunggumu di tempat itu dengan posisi yang sama..
Aku selalu duduk dan membelakangi jalan dimana kamu akan muncul..
Karena aku selalu suka, saat kamu datang dan menutup mataku dari belakang.
Kamu pasti tidak pernah terpikir, mengapa aku tidak pernah terkejut saat tiba-tiba kamu menutup mataku...
Karena aku menghitung detik demi detik kedatanganmu... berharap setiap langkah kaki yang terdengar adalah milikmu.
dan aroma parfum itu... ah, mana mungkin aku lupa..

Mungkin saat itu aku buta, dan aku telah tersesat... namun aku sadar, bahwa aku menjalaninya dengan kesungguhan.

Aku terus duduk di tempat itu, memikirkan kata-kata terakhirmu...
Mengingat semua alasanmu, menerima semua kata tidakmu...
Kau berkata dengan yakin hingga tak ada kata "maaf" terdengar...
Mungkin kamu masih mengingat kalimat yang pernah kuberikan padamu
"mencintaimu bukanlah suatu kesalahan" jika bukan kesalahan maka tak perlu ada kata "maaf" bukan?
meskipun aku tak pernah tahu... apakah benar cintamu pernah ada untukku..
..................................................................................................................................................................
Aku datang lagi ke tempat itu... tempat pertama kali kita bertemu...
segalanya masih tampak sama.. kecuali kamu yang tak lagi ada di situ untuk menutup mataku dari belakang....
untuk terakhir kalinya aku bangun dari duduk... kali ini menengok ke belakang.. tempat di mana kamu biasa muncul...
aku tersenyum... dan mengucapkan kalimat untukmu dalam hati

"terima kasih untuk semua yang telah kau beri, untuk senyum dan luka, untuk rasa dan kenangan, untuk cerita dan pelukan"




Minggu, 08 Mei 2011

Kisah sebuah plastik bekas..


Beberapa hari lalu dalam perjalanan dari kantor menuju Plaza Semanggi aku kehujanan..

Karena jarak dari kantor ke tujuan ga terlalu jauh, aku mutusin jalan kaki, ga nyangka sampai di tengah jalan hujan deras seakan tumpah dari langit.
Aku langsung buka payung, namun karena derasnya hujan, tetap saja aku basah kuyup.

Mungkin hari itu akan menjadi hari dengan omelan dan umpatan tanpa henti, jika saja aku tak bertemu seorang bapak setengah tua... sebut saja dengan Pak Budi.

Sesampainya di depan pintu masuk Plaza Semanggi aku ga langsung masuk, karena baju dan celana basah, jadi aku memutuskan untuk menunggu di luar pintu sambil melipat payung dan sedikit mengeringkan pakaian, malu kalo masuk mal dengan celana masih menetes air.

Saat melipat payung, tiba-tiba ada seorang bapak-bapak, menyodorkan kantong plastik.
Hanya kantong plastik bekas biasa, dan bapak tersebut berkata "buat tempat payungnya mbak, biar ga basahin yang lain kalau dimasukkan ke dalam tas"
Aku sempet bengong dan akhirnya menerima kantong plastik itu, berterima kasih sembari memperhatikan penampilan si bapak dari atas sampai bawah.

Bapak tersebut memakai jaket lusuh, dengan tas punggung yang sudah rusak di sana-sini, celana kain berwarna coklat yang digulung sampai bawah lutut karena basah, terakhir sendal yang sudah ga lagi bisa disebut sandal, banyak kawat dan jahitan di mana-mana.

Saat itu aku hanya bisa menatap dengan perasaan yang campur aduk, mungkin hanya sebuah kantong plastik bekas, namun.. bagi aku kepedulian bapak tersebut yang membuat aku terharu.
Si Bapak yang tidak mengenal aku, memberikan kantong plastik miliknya, agar payungku tidak membasahi barang-barang lain di dalam tas.

Sungguh, aku terharu... di saat orang lain bahkan tidak perduli dengan sekitarnya, masih ada si bapak yang menunjukkan kepedulian, melalui apa yang dia punya.
Bayangkan jika semua orang bisa punya sifat peduli seperti itu, alangkah indah dunia.

Karena sebaik-baiknya memberi, adalah yang bermanfaat bagi orang lain.
Terima kasih Bapak Budi... :')