Kau pasti tak pernah tahu, setelah kepergianmu, aku selalu datang ke tempat yang sama.
Tempat kita pertama kali bertemu..
Tempat di mana aku pertama kali menunggumu..
Aku terus duduk disana.. merasakan perih yang tersisa,
Karena aku tahu, segala sesuatu yang berlangsung terus menerus akan menjadi biasa..
dan aku ingin terbiasa dengan perih ini
agar sakitnya tak lagi mengganggu...
Kau pasti tak pernah mengingat...bagaimana aku selalu menunggumu di tempat itu dengan posisi yang sama..
Aku selalu duduk dan membelakangi jalan dimana kamu akan muncul..
Karena aku selalu suka, saat kamu datang dan menutup mataku dari belakang.
Kamu pasti tidak pernah terpikir, mengapa aku tidak pernah terkejut saat tiba-tiba kamu menutup mataku...
Karena aku menghitung detik demi detik kedatanganmu... berharap setiap langkah kaki yang terdengar adalah milikmu.
dan aroma parfum itu... ah, mana mungkin aku lupa..
Mungkin saat itu aku buta, dan aku telah tersesat... namun aku sadar, bahwa aku menjalaninya dengan kesungguhan.
Aku terus duduk di tempat itu, memikirkan kata-kata terakhirmu...
Mengingat semua alasanmu, menerima semua kata tidakmu...
Kau berkata dengan yakin hingga tak ada kata "maaf" terdengar...
Mungkin kamu masih mengingat kalimat yang pernah kuberikan padamu
"mencintaimu bukanlah suatu kesalahan" jika bukan kesalahan maka tak perlu ada kata "maaf" bukan?
meskipun aku tak pernah tahu... apakah benar cintamu pernah ada untukku..
..................................................................................................................................................................
Aku datang lagi ke tempat itu... tempat pertama kali kita bertemu...
segalanya masih tampak sama.. kecuali kamu yang tak lagi ada di situ untuk menutup mataku dari belakang....
untuk terakhir kalinya aku bangun dari duduk... kali ini menengok ke belakang.. tempat di mana kamu biasa muncul...
aku tersenyum... dan mengucapkan kalimat untukmu dalam hati
"terima kasih untuk semua yang telah kau beri, untuk senyum dan luka, untuk rasa dan kenangan, untuk cerita dan pelukan"
apik ik, untaian kalimat terakhir jeruuuw..
BalasHapusjeru asal ojo mpe njebur sumur yo mas :))
BalasHapus