Ini tentang kisah di antara dua senja.
Kemarin kamu datang Tuan, di saat aku sedang menikmati waktu.
Dekat dengan petang aku duduk, setengah berbaring ku bercerita pada capung.
Aku sedang bercerita tentangmu, Tuan pecinta hujan.
Seperti halnya dirimu yang sangat mencintai hujan, aku selalu jatuh cinta pada senja.
Ironisnya, saat dimana hujan hadir saat senja itu justru saat yang tidak ingin kualami.
Kemarin kau tak datang sendirian, Tuan menyertakan hujan dalam bayangan.
Maaf, tapi hujanmu telah merenggut warna orange kemerahan dari ujung mata.
Gelap dipaksa datang lebih cepat, kedamaian saat tergelincirnya matahari diusir, dan hangat sore dicampakkan.
Duhai Tuan, betapapun aku sangat mencintaimu,
Kumohon jangan pernah bawa rintikmu dalam senjaku.
Datanglah saat malam, selimuti kami hingga subuh menjelang.
Datanglah saat siang, teduhkanlah hati-hati yang membara.
Dan kumohon pergilah saat senja hadir,
Hari ini, senja kedua.
Menepilah.
when my world is gray
Rabu, 14 Agustus 2013
Kisah Kala Jam Sedang Tersenyum
Tuhan yang Maha Baik,
Terima kasih telah menjaga hatiku.
Kalau saja Engkau tak ada, mungkin sudah hancur berkeping diri ini.
Tuhan yang Maha Baik,
Engkau tak pernah terlambat, tak pernah keliru.
Tuhan yang Maha Baik,
Aku percaya, dan ingin selamanya begitu.
Tuhan yang Maha Baik,
Terima kasih, diantara banyaknya umatmu, Engkau masih mau mendengarku.
Terima kasih telah menjaga hatiku.
Kalau saja Engkau tak ada, mungkin sudah hancur berkeping diri ini.
Tuhan yang Maha Baik,
Engkau tak pernah terlambat, tak pernah keliru.
Tuhan yang Maha Baik,
Aku percaya, dan ingin selamanya begitu.
Tuhan yang Maha Baik,
Terima kasih, diantara banyaknya umatmu, Engkau masih mau mendengarku.
Langganan:
Postingan (Atom)